Sabtu, 08 Mei 2010 , 10:34:00
BONTANG - Peserta UN SMP yang harus mengulang lebih dari 20 persen. Sebab dari 2.413 siswa yang mengikuti UN, 500 di antaranya dinyatakan tidak lulus. Angka ini jauh lebih tinggi dari angka ketidaklulusan UN SMA yang tercatat 93 orang.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Kota Bontang Suparji mengatakan, jika dipersentase, tingkat kelulusan SMP tahun ini hanya berkisar 80 persen. “Dengan rata-rata jumlah nilainya 27,22,” kata Suparji saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.
Menurut dia, jika dibandingkan dengan kabupaten/ kota di Kaltim, nilai rata-rata di Bontang termasuk paling tinggi. Urutan kedua ditempati Balikpapan dengan nilai rata-rata 27,00. “Jadi secara kualitas, Bontang tertinggi di Kaltim, meskipun pada kenyataannya banyak juga yang harus mengulang,” kata Suparji.
Sebenarnya, lanjut Suparji, tidak semua siswa yang mengulang masuk kategori tidak pintar. Namun karena persyaratan kelulusan sudah baku ditetapkan secara nasional, maka banyak yang harus mengulang. Misalnya, ia mencontohkan, ada siswa dengan nilai Bahaha Indonesia (8,0), Matematika (6,75), Ilmu Pengetahuan Alam (7), tapi nilai Bahasa Inggrisnya (3,34). “Nilai 3 mata pelajaran tinggi, tapi satu mata pelajaran jeblok sekali, maka dinyatakan tidak lulus,” kata Suparji.
Persyaratan kelulusan yang dimaksud nilai rata-rata 5,50, dengan catatan tak boleh ada nilai 3. Banyaknya siswa yang harus mengulang, menurut Suparji karena adanya kebijakan baru. Nilai ujian harus murni apa adanya dan diberi kesempatan ujian ulangan.
Disdik Kota Bontang dan semua sekolah sendiri, menurutnya telah berusaha sekuat tenaga dan pikiran. “Kami adakan try out 3 kali, Tes Daya Serap (TDS) dari provinsi sekali,” kata dia. Melihat hasil ini, Suparji menyimpulkan siswa yang tidak lulus memang betul belum mampu, karena itulah diberi kesempatan kedua untuk mengulang.
Kesempatan mengulang ini dilaksanakan pada 17-20 Mei di tempat yang akan di tentukan dalam waktu dekat. Ini diperuntukan khusus siswa yang tidak lulus. Misalnya jika mata pelajaran Bahasa Inggris saja yang nilainya rendah, maka hanya pelajaran itulah yang harus diulang. “Kalau nilainya pada ujian ulangan menjadi 9 maka, nilai yang tertinggilah yang dipakai. Konsekuensinya memang siswa yang lulus bisa dikalahkan oleh siswa yang ikut ujian ulangan. Tapi hal ini sudah dipikirkan jauh hari sebelumnya,” kata dia.(jaz)
Senin, 10 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
trimz...buat teman teman isi komentar nya